Selasa, 19 Desember 2017

BOCORAN BUKU CATATAN HATI SEORANG GADIS

BOCORAN BUKU CATATAN HATI SEORANG GADIS

Saya hamil ketika masih semester empat. Hasil
hubungan dengan Dio, pacar yang kuliah di akademi kelautan. Bukan karena kebobolan, kami memang tidak berupaya mencegah kehamilan. Dio ingin sekali punya bayi. Jadi ketika tahu ada janin yang hidup di dalam perut, saya sama sekali tidak merasa takut. Saya ingin menjaganya demi Dio.

Sejak hamil, saya tidak pernah masuk kuliah. Sebisa mungkin menghindar dari teman-teman kampus dan keluarga, meski orang tua masih rajin mengirim uang.

Saya benar-benar sendiri. Dio bahkan jauh, dia tengah menjalani masa pendidikan sebagai calon pelaut di Samarinda. Hingga saya mengenal teman-teman baru yang begitu baik dan menerima saya apa adanya.

Mereka... para waria yang sering nongkrong di sekitar kos-kosan. Mereka selalu ada untuk saya. Menemani masa-masa awal kehamilan tanpa pacar, mendampingi saya ketika mengalami morning sickness.

Namun, menginjak bulan ketiga usia kehamilan,
saya mulai risau. Dio ingin saya berhenti kuliah dan ikut ke Samarinda. Sebuah rencana ia utarakan; kami kabur sementara, sembunyi dari keluarga. Setahun kemudian kami akan kembali ke Makassar setelah dia pulang berlayar. Saat itu setidaknya dia sudah punya uang untuk melamar.

Saya belum berani mengiyakan. Takut. Apalagi Dio sempat bilang, kalau ingin hidup dengannya, saya harus mengikuti aturan main dia.

“Saya nggak akan pernah mengizinkan kamu
melakukan aborsi. Saya ingin punya anak. Dan kamu harus ikut aturan main saya,” katanya.
Kalimat terakhir membuat saya ciut.

Akankah kebebasan saya sepenuhnya terkekang?

Saya jadi teringat selama ini apa pun yang saya
lakukan hanya berdasarkan apa yang diinginkan Dio, selalu. Termasuk kehamilan ini.
Ketika Dio hendak kembali berlayar, dia menanyakan apakah saya ingin ikut bersamanya atau tidak. Saat itu usia kandungan menginjak bulan kelima. Saya semakin bimbang. Meski ragu, akhirnya saya membiarkan Dio pergi sendiri.

Bulan itu juga bertepatan dengan diusirnya saya dari tempat kos, saking kesalnya ibu kos gara-gara sahabat-sahabat waria saya selalu datang dan bikin ribut. Mereka membantu saya pindahan. Karena kekurangan tenaga, Tata, salah satu dari waria itu membawa seorang teman pria untuk membantu. Namanya Vendi.
Perkenalan yang pada akhirnya menjadi lanjutan kisah ini.

*Selanjutnya di Catatan Hati Seorang Gadis
**Kisah nyata dan pilu, gadis muda yang kini telah berpulang di usia muda :'(

Minat? Pengguna WA bisa langsung klik 👇

https://api.whatsapp.com/send?phone=6285218683858&text=Assalamualaikum+Admin+Saya+Mau+beli+Catatan+Hati+Seorang+Gadis

Humor, Cara Membedakan Kucing Jantan dan Kucing Betina Hanya Dengan Melihat Wajahnya

Humor, Cara Membedakan Kucing Jantan dan Kucing Betina Hanya Dengan Melihat Wajahnya Sebuah pertanyaan menarik dilontarkan dalam sebuah gr...